Laman

Minggu, 30 Desember 2012

Pidota Wisudawan Periode I Tahun 2012



Oleh : Juni Esti Siregar

Assalamualaikum wr.wb
Yth :
  1. Bapak/Ibu Pengurus Yayasan Pendidikan Haji Agus Salim
  2. Koordinator Kopertis Wilayah I Aceh – Sumatera Utara
  3. Rektor Universitas Medan Area
  4. Bapak/Ibu Wakil Rektor Universitas Medan Area
  5. Bapak/Ibu Dekan Fakultas di Universitas Medan Area
  6. Bapak/Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Medan Area
  7. Bapak/Ibu orangtua kami serta seluruh wisudawan yang saya cintai

“Inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil alamin”
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang selalu menganugrahkan nikmatnya kepada kita dan yang akan menambahkan nikmat bagi hambaNya yang senantiasa bersyukur, maka jadilah insan yang penuh dengan rasa syukur. Subhanallah, mahasuci Allah yang tidak pernah tidur, tidak pernah istirahat yang senantiasa menjaga kita, mengawasi kita, menyeimbangkan bumi tempat kita berpijak saat ini.
’Setiap langkah adalah sejarah yg kau tulis sendiri diatas jelagamu’. Hadirin yang saya hormati, perkenalkan saya Juni Esti Siregar dari fakultas Psikologi Stambuk 2008. Saya sangat bangga dan bersyukur bisa hadir dan berdiri di tengah-tengah orang yang luar biasa seperti kalian. Alhamdulillah dihari yang berbahagia ini, hari yang kita nanti-nantikan setelah menyelesaikan salah satu kewajiban kita sebagai anak dan juga sebagai mahasiswa. Saya yakin dan percaya untuk mencapai hari ini bukanlah hal yang sederhana, butuh kerja keras dan perjuangan yang luar biasa dari diri kita. Tapi, akhirnya semua pengorbanan dan kerja keras selama menuntut ilmu di UMA ini terbayar sudah melihat senyum bahagia orang-orang tecinta.
Hadirin yang berbahagia, pada kesempatan ini pula saya mewakili teman-teman wisudawan/wisudawati ingin mengucapkan rasa terimakasih kami yang sebesar-besarnya untuk dosen-dosen selaku orang tua kami disini dan atas ilmu yang telah diberikan. Terlalu banyak hal yang telah kalian beri tanpa kalian membedakan kami ini anak siapa. Kami yang tidak tahu apa-apa kini berubah menjadi tahu itu apa. Terlalu banyak juga kesalahan yang telah kami buat dan kami sadar akan kesalahan itu. Dari lubuk hati yang terdalam kami mohon maaf. Hanya Allah yang mampu membalasNya. Dan untuk civitas akademika terimakasih, hari-harimu yang engkau sibukkan dengan kami para mahasiswa. Maaf jika kami berbuat yang tidak seharusnya kami perbuat.
Memutar kembali memori ketika pertama kali menginjakkan kaki di lingkungan kampus, ada rasa cemas dan khawatir akan kah aku mampu untuk melewati ini?? Tapi seperti itulah hidup, akan ada masalah demi masalah yang akan menghampiri, silih berganti tanpa henti karena pada hakikatnya hidup tanpa masalah itu adalah kematian, dan karena masalah itu jualah yang menjadi jembatan bagi kita untuk mendewasakan diri, bagiku masalah tidak lah lebih dari pada sebuah latihan untuk menjadi yang lebih baik dan lebih dewasa. Dan setelah kelulusan ini, maka dihadapan kita sudah menanti masalah yang ingin diselesaikan, kelulusan ini bukanlah goal kita tapi inilah awal dan bekal kita untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada.
Teman-teman para wisudawan dan wisudawati yang saya hormati, satu fase kehidupan telah kita selesaikan itu berarti akan ada fase-fase lain yang telah menunggu kita untuk menyelesaikannya, di luar sana akan banyak kita hadapi rintangan demi rintangan, batu dan duri pun akan menjadi hiasan perjalanan kita ini, tapi yakinlah selama kita percaya pada mimpi-mimpi kita maka ia akan jadi nyata pada waktunya. Dan karena setiap langkah adalah sejarah yg kau tulis sendiri diatas jelagamu.
Hidup adalah pilihan, dan setiap pilihan akan memiliki resiko. Awal memasuki perkuliahan saya memilih untuk menjadi mahasiswa yang aktif baik di internal maupun di eksternal kampus, beberapa organisasi saya ikuti untuk menempah diri menjadi pemenang. Organisasi menuntut banyak perhatian dan waktu tapi disinilah saya belajar arti pengorbanan, tanggung jawab, dan persaudaraan. Pun dari organisasi inilah titik ledakan untuk memacu diri agar lebih semangat untuk menyongsong masa depan, sebab kita lah yang akan menetukan apakah kita akan mampu menjadi bagian dari sejarah atau tidak sama sekali dan karena setiap langkah adalah sejarah yang kau tulis diatas jelagamu.
Sahabatku, wisudawan dan wisudawati yang berbahagia, saya sangat senang membaca biografi orang-orang besar di dunia, pernah satu kali seorang tokoh berkata ”you are what you thing, kamu adalah apa yang kamu pikirkan” hal ini sejalan dengan salah satu hadits qudsi yang menyatakan ”Allah sesuai dengan prasangka hambaNya”, hal ini memotivasi saya untuk terus berpikir positif bahwa saya akan menjadi orang sukses, bahwa saya pasti bisa, bahwa saya mampu melalui ini semua, dan Alhamdulillah satu persatu mimpi-mimpi yang pernah saya tuliskan dalam lembaran catatan harian mulai terwujud.
Saudaraku, wisudawan-wisudawati yang saya cintai, apapun adanya kita saat ini maka teruslah bersyukur sambil senantiasa terus memperbaiki diri karena tidak ada kata terlambat untuk berubah menjadi insan yang lebih baik, yang lebih bermanfaat, yang lebih berdaya guna. Sahabatku, jangan pernah menyerah, teruslah berjuang untuk mencapai cita demi orang tersayang, Ibu dan Ayah yang telah berjuang untuk kita hingga sampai di titik ini, yang telah ­mengorbankan apa yang mereka punya untuk kesuksesan kita, yang rela bersusah-susah mengerahkan seluruh pikiran dan tenaganya untuk memperjuangkan kita di perantauan ini.
Untuk orang tua kami, Ibu dan Ayah. Hari ini adalah untukmu. Berjuta langkah yang telah engkau langkahkan hingga ada hari ini untukku. Berjuta peluh dan keringat yang telah keluar untuk anakmu ini. Beragam pikiran yang terus menerus ada dikepalamu untuk ada hari ini. Terimakasih yang tulus dariku, dari kami anakmu yang telah engkau sayangi melebihi rasa sayang pada dirimu sendiri. Untuk segala cinta, nasihat dan do’a yang tiada henti engkau panjatkan. Ayah dan ibu. Kuingin bahagiaku terus mengalir dalam jiwamu, di hatimu dan sedikit menghapus airmata karena anakmu ini. Terimakasih. Tidak hari ini tanpamu. Terkhusus untuk orang tuaku, terima kasih atas semua yang telah kalian berikan, Allah lah yang akan membalasnya.
Sahabatku, wisudawan dan wisudawati Universitas Medan Area, sekarang kita telah menyandang gelar sarjana, atau alumni Universitas Medan Area, diluar sana kita akan bertebaran berbagi ilmu, mengaplikasikan ilmu dan berhubungan dengan banyak orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, maka saya berharap kita sama-sama bisa menjaga nama baik kampus kita, almamater kita, Universitas Medan Area. Karena orang bisa memberikan penilaian untuk kampus kita hanya dengan melihat bagaimana kita, dan sikap kita di luar sana.
Sahabatku, sukses berarti melakukan yg terbaik yang kita bisa dengan apa yang kita miliki. Bukan dengan menginginkan apa yang orang lain miliki. Maka jangan mengeluhkan masalah, karena Tuhan mempunyai tujuan tuk perjuanganmu saat ini. Pelajarilah apa yang hendak Tuhan ajarkan, karena setelah itu maka kamu akan melihat keindahan rencana Tuhan untukmu.
Dan seperti itulah yang saya rasakan saat ini, setelah melalui jalan yang cukup terjal  dan sekarang saya bisa berdiri disini tidak lain berkat usaha dan doa orang-orang tercinta, Ibu, Ayah, saudara-saudaraku, teman-teman seperjuangan serta seluruh pihak-pihak yang mendukung dan mendoakan. Terima kasih mungkin tidak akan cukup untuk membalas semua jasa-jasa kalian, tapi hanya ucapan dan do’a lah yang mampu saya haturkan, Allahlah yang akan membalasnya terimakasih.

Wassalamualaikum wr.wb

Selasa, 18 Desember 2012

Merenda Hidup Hingga ke Syurga



“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?”
Nikmat mengenal dakwah, menjadi bagian dari dakwah, menjadi jundullah, bertemu orang-orang sholeh, bertutur sapa langsung dengan orang-orang yang dicintai Allah, bagiku suatu nikmat yang luar biasa, berbagi ilmu, berbagi pengalaman, saling menasihati, saling tolong menolong dalam kebaikan untuk merenda hidup yang lebih baik. Bukankah itu semua nikmat yang sangat luar biasa??

“Alhamdulillah sampe, ini dia rumah Ust. Suryanda” jelas pak Razas yang kala itu menemani kami untuk berkunjung, mataku langsung mencuri pandang dari balik kaca mobil, untuk memperjelas bahwa perkataan pak Razas tadi benar, tidak meleset. Rumah yang sangat sederhana untuk ukuran anggota DPRD yang sudah duduk di kursi parlemen 2 periode. Perlahan kami memasuki halaman rumah yang tidak begitu luas, hanya ada sebuah ayunan duduk punya anak-anak PAUD, rumah yang tidak begitu besar ini juga dimanfaatkan sebagai PAUD gratis. Akhiranya aku dan kedua rekanku bersantai sejenak, menikmati buaian angin sore ditemani rujak sambil menunggu yang empunya rumah yang sedang dalam perjalanan pulang. Berselang 5 menit, sebuah becak berhenti tepat di depan pagar rumah, aku sempat memperhatikan ketika pak Razas menghampiri becak, ternyata sosok yang turun dari becak itu adalah yang empunya rumah, Ust. Suryanda.
Beliau langsung menyapa kami dan mempersilahkan masuk. Tamu adalah raja, beliau benar-benar mempraktekkannya, menyuguhkan minuman dan berkali-kali menawari makanan dan berkali-kali juga kami menolaknya. Dan hal yang pertama kali kutangkap adalah tutur kata beliau yang lembut, tata bahasanya sopan, intonasinya  teratur dan tertata, menandakan bahwa ia benar-benar menjaga sikapnya dari hal yang terkecil sekalipun.

Menapak tilasi kehidupan beliau akan banyak pelajaran yang diperoleh, terlahir dari keluarga dan lingkungan yang religius dan di usianya yang masih sangat muda, 3,5 tahun beliau sudah menjadi yatim, sang ayah telah kembali kepada Pemiliknya, kepada Sang Pencipta, membuat sosok yang satu ini ‘matang’ lebih awal dari pada teman-teman sebayanya. Tumbuh tanpa ayah disamping tak membuatnya jadi anak yang kurang kasih sayang, karena tidaklah Allah akan menelantarkan hamba-hambaNya dan bukankah Sang Rasul juga mengatakan bahwa Rasul sendirilah yang menjadi ayah dari anak-anak yatim itu, subhanallah….lihatlah betapa istimewanya mereka, berayahkan Rasul, manusia pilihan. Manusia pilihan untuk orang-orang pilihan.
Masa kecilnya berbeda dengan teman sebayanya, dikala semua temannya bermain dengan asyiknya, tapi ia hanya bisa berdiam diri, bukan karena ia tidak mau atau tidak bisa berlarian kesana kemari dengan lincahnya, tapi karena ia harus menunggui es lilin yang ia jajakan sekedar untuk membantu orang tuanya. Ia akan menjadi pusat perhatian teman-temannya ketika permainan hampir usai, ketika haus sudah mulai merasuki satu persatu jiwa-jiwa yang sedang berbahagia dengan permainannya, maka inilah moment saat beliau menjadi serbuan teman-temannya. Disekolah, bukan hanya sekali dua kali beliau mencuci mangkok bubur yang dijajakan di depan sekolah, jika menginginkan bubur dengan berlapang dada, beliau akan menawarkan jasa untuk mencuci mangkok bubur, yaaa….demi semangkok bubur.
Dikala beliau membutuhkan buku untuk latihan, bukan buku baru yang ia dapat melainkan kumpulan buku-buku tulis bekas, satu persatu buku-buku itu kembali dibuka, lembar demi lembar di periksa untuk mencari lembaran yang masih kosong. Lembaran-lembaran kosong itu kemudian akan diambil dan dikumpulkan dengan menjahitnya menjadi satu, terciptalah satu buku baru. Subhanallah…atas dasar apa lagi kita tidak bersyukur dengan nikmat yang sekarang???
Begitulah cara Allah mencintai orang-orang yang Ia pilih meneruskan risalah Sang Rasul, diusianya yang masih sangat dini, ia sudah ditempah menjadi pribadi yang tangguh, pribadi yang pantang menyerah dan selalu diajarkan untuk tetap bersyukur. Seperti Sang Rasul yang juga ditempah bahkan sejak ia masih dalam kandungan ibunya, Siti Aminah. Bukankah ada rencana dibalik setiap skenario yang Allah tetapkan untuk hamba-hambanNya???.

Nda, panggilannya di rumah, selalu teringat akan pesan budenya “miskin itu bukan aib”, maka beliapun semakin termotivasi untuk terus bekerja tanpa ada rasa malu ataupun gengsi, terkadang ia dan adiknya jualan nangka kalau lagi sedang berbuah, semua yang bisa ia lakukan akan dilakukan untuk sekedar membantu ibunya.
Menginjak usia remaja, bakatnya menjadi da’i mulai terlihat, di SMP ia selalu dapat jatah untuk memimpin do’a baik itu ketika upacara yang diadakan setiap hari senin ataupun acara-acara lain, tak pernah sekalipun ia ditunjuk sebagai pemimpin upacara, ia istiqamah dengan jatah yang diberikan gurunya, membawakan doa. Ia juga sudah mulai bersentuhan dengan dakwah melalui kegiatan-kegiatan Remaja Masjid Raya di Timbang Galo, Pematang Siantar.
Di SMA atau yang dulu dikenal dengan SMEA, prestasi demi prestasi mulai ia torehkan, menjadi ketua OSIS, menjuarai pidato-pidato, bahkan mendapatkan juara 1 Qori tingkat Provinsi Sumatera Utara, di masa SMA ini jualah beliau dipertemukan dengan seorang guru agama yang luar biasa, bagi beliau H. Aslam Al-Huda Nst sudah seperti ayah sendiri begitu juga dengan sang guru, ia sudah menggangap beliau seperti anak sendiri. Disinilah beliau dibina secara intensif oleh guru agamanya bersama dengan seorang kakak kelas beliau yang juga sekarang menjadi Ustadz yang cukup disegani sekaligus anggota DPRD Deli Serdang, Ust. Latif Khan biasa ia dipanggil. Bagi penulis, pak guru_H. Aslam adalah seorang murobbi yang sukses, seorang inspirator sekaligus seorang ayah bagi anak-anak binaannya, ia berhasil mencetak generasi Rabbani yang bahkan keduanya juga sekarang bisa duduk dikursi parlemen.
Setamat dari SMA, Allah kembali mempertontonkan skenarioNya, padahal kala itu sang guru sudah menyiapkan ruangan di belakang rumahnya untuk mengajar anak-anak iqro’, karena ia tidak mengira bahwa beliau akan bisa berkuliah dengan kondisi ekonomi yang cukup memprihatinkan. Beliau pun menitikkan air mata haru dan bahagia karena ternyata muridnya masih bisa melanjutkan sekolah atas bantuan adik-adik alm ayah beliau.
Dan IAIN-SU, Fakultas tarbiyah jurusan PAI menjadi pilihannya untuk menggali ilmu. Di dunia kampus, lagi-lagi Allah menunjukkan cintaNya pada hambaNya yang senantiasa bersabar, beliau dipertemukan dengan orang-orang luar biasa, melalui program Studi Islam Intensive yang merupakan recruting awal untuk menempah calon-calon da’i, disini beliau dibina oleh Ust. Idris Lutfi yang sekarang juga bernaung di bawah bendera PKS, seleksi alam pun terjadi hingga tinggallah beberapa orang yang harus dipindahkan untuk optimalisasi pembinaan dan pada titik ini beliau di pertemukan dengan sosok yang sekarang menjabat sebagai Plt. Gubernur SUMUT, pak Gatot Pujo Nugroho, di mata belia pak Gatot adalah sosok pribadi yang sederhana, jujur, hangat dan ramah. ”Bukan karena beliau sudah jadi gubernur makanya ramah tapi memang sudah dari dulu begitu”, ujar ust. Suryanda dengan senyuman khasnya.
Semasa kuliah beliau terbiasa membawa bekal atau anak medan bilang ’bontot’ yang hanya berisikan nasi dan telur yang dikasi kecap untuk menambah rasa dan masjid Baiturrahman Unimed menjadi saksinya, karena biasanya beliau makan di masjid tersebut. Terkadang beliau juga hanya memakan nasi yang hanya ditemani dengan minyak bekas atau minyak jelanta. Itu semua ia lalui dengan tanpa banyak mengeluh dan tetap bersyukur, maka Allah pun menambahkan nikmatNya.
            Sekarang bersama istri terkasih ustazdah Sri Prafanti, ia diamanahkan empat orang anak dan meski sudah menjadi anggota DPRD 2 periode, ia tidak ingin menikmati harta titipan yang diberikan padanya, ia hanya membangun rumah sederhana yang ia cita-citakan dengan sang istri ”Rumah Dakwah”, begitu ia menyebutnya, rumah yang berlantaikan semen itu baginya adalah syurga yang ia bangun dari nol, ia maksimalkan untuk dakwah, ”insyaAllah, nanti Allah yang akan bangun Istana di Syurganya kelak....”, tukas beliau dengan yakin.
Rumah sederhana ini, benar-benar menjadi Rumah Dakwah seperti cita-cita beliau, selain digunakan sebagai markas dakwah DPC PKS Medan Petisah, disamping rumah juga ada PAUD Gratis, setiap hari sabtu akan berubah menjadi rumah Qur’an, dan dirumah ini juga biasa digunakan untuk Dzikir dan Do’a bersama, ustadz yang mengetahui bahwa tim reporter baru saja lulus dari perkuliahan dan belum menikah juga menawarkan rumahnya sebagai tempat untuk walimatul ’ursy, ”...dan jika kalian nanti akan menikah, pakai saja rumah ini, kamar depan akan kami hias untuk kalian, semua gratis...” tukas beliau dengan gaya bicaranya yang khas, ”subhanallah...benar-benar rumah dakwah” gumamku dalam hati.
Setengah jam yang singkat telah berlalu, masih banyak hal yang ingin ditanyakan, tapi waktu tak kan bisa diundur, adzan Magrib kan berkumandang, dengan berat hati kami pun berpamitan dengan segudang pertanyaan yang menumpuk yang sudah berebutan ingin keluar. Singkatnya pertemuan tak sesingkat ilmu yang didapat, semoga ia  bermanfaat. Dan karena tahun, bulan, hari, jam dan bahkan detik semuanya telah terprogram dalam mega server di Lauhin Mahfuz, termasuk juga pertemuan singkat ini. Allahu A’lam...

*Medan, 18 Des 2012

Jumat, 07 Desember 2012

Ini Pilihanku untuk Sumut Madani



H-90 untuk menuju pemilukada Sumut di 7 Maret 2013, segala jenis kreativitas pun bermunculan, mulai dari kreatifitas murahan sampai kreativitas yang paling elegan, mulai dari slogan sampai jargon, mulai dari pencitraan sampai pengkaryaan, mulai dari black campaign sampai white campaign, mulai dari tapsel sampai brandan, mulai dari do’a sampai yasinan, dan akhirnya segala upaya daya akan tergambar hasilnya di 7 maret 2013.

Masyarakatpun memulai perannya, mulai dari yang kebingungan ampe yang gak mau tau, mulai dari yang tidak mengerti sampai yang paling tau, mulai dari yang pro sampai yang kontra, semua memainkan perannya masing-masing.

Lantas sebagai pemuda, peranmu dimana kawan???

Negeri ini menantimu, mulai dari yang kecil saja dulu, Sumut, hanya untuk lingkup Sumut, apa yang sudah kau berikan untuk Sumut?? sehingga engkau berani memvonis pemerintah gagal, menyalahkan pemerintah atas ketakberdayaanmu, bukankah kau telah membaca sejarah, bahwa mereka yang sebenar-benarnya pahlawan adalah mereka yang selalu bertanya pada dirinya “apa yang sudah kulakukan untuk negeriku bukan apa yang sudah dilakukan negriku untukku???”, bukan berarti aku melarangmu atau menyalahkanmu atas pendapatmu, tapi yang kuingin kita tetap bergerak mengambil peran untuk Sumut yang lebih baik, aku juga merasakan kecewa sama sepertimu, tapi aku tidak akan tinggal diam hanya sebagai penonton, karena bagiku menjadi penonton bukanlah ciri seorang pemuda.

Memilih pemimpin memang bukanlah perkara sepele meski bukan juga perkara yang rumit karena pada hakikatnya Al Malik juga sudah mengajari kita bagaimana memilih pemimpin yang baik. Mengutip dari salah satu surat cinta dari Sang Khaliq yang dinamai Al-Maidah ayat ke 57, jelas sudah kriteria pemimpin yang bisa dijadikan pemimpin ummat ini, BERIMAN!!! Sederhana bukan???

Tapi bukankah iman itu sendiri terdiri dari tiga aspek, ketika ia mengucapkan dengan lisan, meyakini dengan hati dan melaksanakan amal dengan anggota tubuhnya. Maka inilah pemimpin sejati, pemimpin yang senantiasa menjaga amal-amalnya di tengah hedonitas masyarakat, pemimpin yang senantiasa tunduk dan takut pada Tuhannya.

Sekarang kita berada di era millennium, era teknologi, era kebebasan, era dimana yang hak dan yang bathil sering dicampur adukkan, era dimana yang salah dan  yang benar terkadang sulit untuk dibedakan. Di era ini ada 5 calon pemimpin di hadapan kita, hanya kelima calon ini, disini tidak ada double Umar, disini tidak ada Ustman, disini juga tidak ada Ali atau khalifah-khalifah terdahulu. Tidak salah jika kita berharap dari pemimpin kita untuk bisa sekuat Umar, atau selembut Ustman atau secerdas Ali, ini harapan semua orang, harapanku dan juga harapanmu kawan. Tapi sosok-sosok luar biasa itu tidak ada disini, yang ada disini sekarang hanyalah kelima calon ini GUS IRAWAN, GATOT PUJO NUGROHO, AMRI TAMBUNAN, CHAIRUMAN HARAHAP, dan EFFENDI SIMBOLON. Jadi, pilihlah yang setidaknya mendekati kriteria yang telah diajarkan oleh Robbul Alamin kepada kita, pilihlah pemimpin yang setidaknya sadar siapa dia sebenarnya, apa sebenarnya tugas utamanya nahnu duat qobla kulli syaiin, maka pilihlah pemimpin yang mengerti akan hakikat dirinya. Minimal disitulah peranmu untuk mengambil bagian demi perbaikan Sumut kedepannya, memilih dan terus berusaha untuk  mencerdaskan diri.

Sekarang silahkan memilih…..!!!
GANTENG gua bgt….^_^


Medan, 06 Desember 2012

Kamis, 06 Desember 2012

Lowongan Pekerjaan 2



DIBUTUHKAN SEGERA

Perusahaan yang sedang berkembang di bidang jasa membutuhkan segera beberapa orang sebagai :
1.      Staff Gizi
2.      Staff Perawat
3.      Staff Kebidanan

Dengan syarat sebagai berikut :
1.      Wanita
2.      Pendidikan Min D3
3.      IPK minimal 3.20
4.      Memiliki kemampuan memasak (untuk Gizi)
5.      Jujur, bertanggung jawab dan loyal terhadap perusahaan

Surat lamaran bisa dikirim via email ke juniesti@ymail.com (CP: 0813 7576 7924) atau bisa diantar langsung ke RSU. HELVETIA jalan Kapten Sumarsono No. 107 Medan. Paling lama tanggal 20 Desember  2012.

Medan, 06 Desember 2012
Hormat kami,
HRD Yayasan Helvetia Medan