Laman

Rabu, 18 Januari 2012

Janji Allah kan pasti


*ketika seorang adik meminta nasihat kepada seorang kakak yang pada hakikatnya juga sedang belajar untuk terus menjaga hati, berusaha menjaga kesetiaan untuk seseorang yang entah siapa…
Bismillah...!!!
Ketika kita mencintai, ada senyum yang selalu menghiasi dikala ia tiba-tiba hadir dalam ingatan,
indah…sangat indah, adikku aku paham itu, tapi segerelah beristigfar sebelum bayang-bayang itu jauh masuk menembus tembok bangunan hatimu yang telah kau pagari dengan cinta untuk Rabbmu…
Ketika kita mencintai, ada rasa ingin mengunkapkannya, sesak memenuhi dadamu, seolah ia meronta-ronta memaksamu untuk mengekspresikan cinta, adikku aku tau apa yang kau rasa, tapi coba merenung barang sebentar saja, tarik nafasmu dan rasakan ketenangan atas udara yang Ia berikan. Coba rasakan kembali cinta yang kau rasakan atasnya, adakah ia cinta karena Allah atau cinta yang kau embel2i atas nama Allah sebagai pembenaran atas sikapmu???
Ketika kita mencintai, pikiran kitapun akan terfokus padanya, adikku cobalah untuk jujur terhadap dirimu sendiri, adakah keimananmu bertambah dikala mencintanya? Adakah kau lebih dekat dengan Rabb kita dikala kau mencintanya? Adakah hati merasa tenang dikala mengingatnya?
Adikku, hanya kau dan Tuhanmulah yang seyogyanga lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu, namun adikku ketahuilah bahwasanya hati kecilmu tak kan dapat kau bohongi, bertanyalah pada hati kecil yang Allah titipkan padamu. Hatimu akan tenang dengan sesuatu yang baik dan ia akan gundah dengan sesuatu yang buruk, maka rasakanlah hatimu… maka ia akan menuntunmu…
Adikku, seorang wanita yang memahami arti kesedihan akan memilih lelaki yang dewasa sedangkan wanita yang hanya mengenal kesenangan akan memilih lelaki yang tampan.  Bersabarlah duhai adik, ia akan datang menjemputmu disaat yang tepat dengan keindahan ruuhnya…
Adikku, bila dirimu sekarang sedang menunggu seseorang untuk menjalani kehidupan menuju RidhoNya, bersabarlah dengan keindahan.. demi Allah, dia tidak datang karena ketampanan, kecantikan, kepintaran, ataupun kekayaan. Tapi Allah lah yang menggerakkan. Janganlah tergesa untuk mengekspresikan cinta kepadanya sebelum Allah mengizinkan. Belum tentu yang kau cintai adalah yang terbaik untukmu. Siapakah yang lebih mengetahui melainkan Allah???
Simpanlah segala bentuk ungkapan cinta dan derap hati rapat2, Allah akan menjawabnya dengan lebih indah disaat yang tepat…

Jumat, 13 Januari 2012

Mencintai ia yang mencari sandaran…!!!


Senja itu, alunan ayat Al-Qur’an meriah diperdengarkan dari setiap mesjid di sudut2 kota Medan. Arah jarum penanda bensin di kaca motorku menuju huruf  ‘E’ empty, terpaksa aku dan adikku berhenti di SPBU terdekat, tidak nekat untuk terus kebut mengejar Magrib ke Akbid Helvetia, menghindari mogok di tengah jalan.
Huuufff….meski dibonceng, tapi tetap saja melelahkan, seharian raga ini belum ada diistirahatkan, mataku yang tadinya liar mencari tempat duduk, terpaku akan keberadaanya.
“ Kak liat tuh, Bapak itu ketakutan kali kayaknya, kasian ya….” Adikku mencoba menterjemahkan raut wajah si Bapak petugas SPBU. Aku hanya tersenyum, masih tampak jelas dipandanganku wajah pucat si Bapak, tangannya terlihat gemetar namun coba ia tutupi sambil menghitung lembaran uang yang barusan ia terima. Tebakanku ia takut dipalakin. Lagi-lagi aku tersenyum melihat adegan ini sambil terus mendekatinya, mendekati ia yang ditakuti. Otakku mulai menari-nari mencoba menganalisa sambil menerka, instingku sebagai calon Sarjana Psikologi semakin membuatku penasaran untuk mempelajari dan menghayati gerak dan ekspresinya.
Aaahhhhh, dasar cengeng!!!. Semakin lama kupandangi semakin air mata berlomba untuk keluar ataukah karena aku wanita yang kata orang lebih sering menggunakan hati dan emosinnya ketimbang akalnya??? Tapi apapun itu, it’s me_keturunan Hawa pendamping Adam ^_^.
Yaaahh, air mata itu baru saja hendak menghirup udara di dunia ini ketika adikku dengan tiba-tiba mengejutkanku dengan tegurannya untuk segera naik keboncengan, air mata itupun langsung bersembunyi sebelum ia benar2 keluar.
Di atas motor pikiranku kembali menerawang sambil sesekali menoleh kebelakang berharap ia berada di belakang kami dengan vespa bututnya. Kulit hitam legam sentuhan mentari itupun ia padukan dengan celana jeans ponggol yang sudah kusam, baju tak berlengan, topi lusuh, rambut dengan gelnya, sepatu kets bolong dan tentunya vespa bututnya.
Terlihat ia seperti ingin menunjukkan ekspresi “JAGOAN”, jagoan yang bebas melakukan apapun, jagoan yang ditakuti oleh semua orang, jagoan yang tidak memiliki masalah dan tentunya jagoan yang pemberani. Mungkin ia berhasil mengelabui si Bapak petugas SPBU, tapi tidak bagiku. Dimataku ia tidak lebih dari seonggong jasad yang tak bertuan, raganya ada dihadapanku tapi jiwanya melayang, melayang untuk mencari sesuatu yang ia pun tidak tau apa yang ia cari. Bagiku ia adalah saudara yang butuh sandaran untuk rehat barang sejenak saja. Bisa kukatakan ia tidak mengenal cinta atau ia belum pernah merasakan hangatnya cinta atau pelukan seorang ibu dan tentramnya melihat senyum ibu. Kali ini aku benar-benar yakin, kasian ia yang tak merasakan cintaNya melalui cinta ibu dan keluarga.
Style ala punknya semakin menarik ragaku untuk terus mendekat, kucoba mengambil posisi dan timing yang tepat untuk bisa berinteraksi, sekarang aku benar-benar berada disamping vespa bututnya, memperhatikan ia yang dengan penuh sabar membersihkan debu dari vespanya, kuawasi  mataku untuk terus memperhatikannya, sepertinya ia tidak berani menoleh ke arahku, padahal aku hanya ingin tersenyum untuknya, agar ia tau bahwa masih ada orang yang ‘memanusiakannya’, kuyakin ia butuh itu.
mmmm….sedikit menyesali diri kenapa tidak langsung kusapa saja, kuajak makan sambil ngobrol, karena kulihat dari kantongnya hanya tinggal 2 lembaran uang bergambar Pattimura. Sepertinya ia dan teman2nya kehabisan bekal, kedua temannya bahkan megeluarkan semua isi kantong yang menunjukkan betapa keringnya kantong mereka sekarang.
Pikiranku terus menerawang, dimana mereka tinggal, dimana keluarga mereka, adakah ia telah menemukan sandaran itu? Ingin rasanya kuputar kembali waktu, ingin kukenalkan ia dengan sandaran hatiku, Rabbku. Ingin kukenalkan ia pada dunia yang penuh cinta dan persaudaraan, dunia yang mungkin dalam khayalnyapun tak pernah muncul.
Sekarang aku hanya bisa berdoa untuk keselamatannya. Semoga ia dan teman-temannya menemukan sandaran itu. Semoga suatu saat mereka akan merasakan percikan cinta Tuhan melalui saudara2 mereka. Semoga…..

*episodeindonesiaku2011
Adakah ia mampu untuk mengisi perutnya malam itu???